Monday, March 15, 2010

♂| puisi : dia | ♂

Renungan matanya
menusuk naluri duri mawar merah
gengaman tangannya
mengigilkan jasad beku tanpa salju
pelukan tubuhnya
menghangatkan jiwa terkena rembesan gerimis
kucupan bibirnya
terpatrila sebuah laut dan pandai

Setiap detik waktu berlalu
setiap hujan membasahi hati
kejujuran terhakis oleh waktu
kesih sayang silih berganti

Kaki ini berlari
dirantai tanpa tali
makin kuat cengkaman hati
permainan jiwa bersama alam disisi

Wahai sang angin
patahkan duri dengan salju beku
redupkankan gerimis senja persisiran pantai
supaya tahu makna segalanya
biar tenang tidur yang lena

[di cipta pada 08/08/2008 - 1635]
setelah melalui segala rintangan inilah hasilnya
biarlah dia menjadi sejarah hidupku.